Sejarah

SEJARAH BERDIRINYA GEREJA TORAJA
JEMAAT RANTE MARANNU TARAKAN

Pada umumnya anggota jemaat Rante Marannu adalah anggota Gereja Toraja Jemaat Juata Tarakan, dengan kata lain Jemaat Rante Marannu adalah anak dari Jemaat Juata Tarakan atau cucu dari Jemaat Pniel Tarakan.Gagasan untuk mendirikan Gedung Gereja di Juata Kebun muncul pada bulan Desember Tahun 1997 saat itu anggota Gereja Toraja Jemaat Juata Tarakan yang berdomisili di Juata Kebun mengadakan Perayaan Natal bersama di rumah Bapak Mathius Pasang. Setelah Ibadah Perayaan Natal di rumah Bapak Mathius Pasang tersebut semua anggota Jemaat yang hadir mengadakan musyawarah untuk menjejaki kemungkinan mendirikan Tempat Kebaikan di Juata Kebun. Ide ini muncul dengan pertimbangan sebagai berikut :

1.Anggota Jemaat yang berdomisili di Juata Kebun sudah cukup memadai yaitu 40 KK atau kurang lebih 250 jiwa.
2.Tenaga pelayan yang akan bertanggung jawab dalam pelayanan selanjutnya telah memadai.
3.Jika tetap bergabung ke Lp. Terbang banyak anggota jemaat yang tidak hadir dalam ibadah Hari Minggu dengan Alasan jauh dan sarana transportasi belum lancar saat itu.
Melihat potensi / keadaan yang ada tersebut, maka disusunlah rencana pendidikan

Tempat Kebaktian Juata Kebun sebagai berikut :
Rapat pertama diadakan pada tanggal 23 Januari 2000 di rumah Mathius Sampe Bangun dengan hasil musyawarah sbb :

• Sepakat untuk membentuk Panitia yang akan mengkoordinir jalannya pembangunan Gedung Gereja dengan susunan :
Ketua: Bpk. D.K. Pasande’ ; Wakil Ketua : Bpk. Simon Seba; Sekretaris : Bpk. Mathius S.B.; Wakil Sekretaris :
Bpk.Luther Pasa’; Bendahara : Bpk. Petrus Sinin; Wakil Bendahara : Bpk. Markus Tandi Esse’; Seksi Dana : Bpk.
Marthen Tumampa (Agatis); Bpk. Daud Pangala’ (Cahaya Baru); Bpk. Yohanis Gello dan Bpk. Matius Baan (SMP 08);
Bpk. Luther Pasa’ : Jl. Lestari.
• Dana pembangunan bersumber dari anggota jemaat di Juata Kebun yang besarnya dibagi 3 kelas dan setiap anggota
memilih sesuai dengan kemampuannya (pengakuan sendiri).
• Gedung Gereja yang akan dibangun berukuran 8 m x 14 m berbentuk semi.
• Lokasi pembangunan Gedung Gereja adalah di Jalan Cahaya baru dengan pertimbangan pertengahan dan adanya kesediaan Bpk. Yulius Tangi Salla untuk memberikan lahannya seluas 1.500 m2 (50 m x 30 m) dengan harga yang sangat murah (di bawah harga standar waktu itu) dan pada tahun 2003 lahan tersebut ditambah lagi seluas 600 m2 (20 m x 30 m).

Dana untuk pemebelian tanah tersebut sepenuhnya bersumber dari kas Jemaat Juata Tarakan.
1.Tukang yang akan mengerjakan pembangunan adalah Bpk. Yunus Resa’ Poli’.
2. Pengumpulan dana sumbangan dari anggota dimulai pada bulan Februari 2009.
3. Setelah dana terkumpul kurang lebih 50%, maka pada bulan April Tahun 2000 dimulailah pendirian tiang pertama
pembangunan Gedung Gereja di Juata Kebun.

Selain dana dari anggota jemaat di Juata Kebun, Panitia juga menjalankan les kepada anggota jemaat Juata Tarakan di Lp. Terbang dan juga dari beberapa orang donatur. Pembangunan berlangsung kurang lebih 8 bulan pada bulan Nopember Tahun 2000 diadakan Ibadah pertama yang dipimpin oleh Bapak Pdt zet Pamangin, S.Th. yang kebetulan datang menjalankan cuti pada saat itu. Perayaan Natal Jemaat pertama di Gedung Gereja tersebut dilaksanakan pada bulan Desember Tahun 2000.

Pada awal pembukaannya Gedung Gereja di Juata Kebun berstatus Tempat Kebaktian
Seiring dengan perkembangan jumlah anggota jemaat dan ditunjang dengan adanya tenaga pelayan yang memadai, maka pada Sidang Klasis Kaltim Tarakan ke 2 ( dua ) yang berlangsung di Jemaat Gideon Tanjung Redeb Berau dari tanggal 25 s/d 27 Pebruari 2004 disusunlah Tempat Kebaktian Juata Kebun dimekarkan menjadi satu jemaat. Usul tersebut direspon dengan baik oleh peserta sidang dan sidang menugaskan kepada BPK Kaltim Tarakan untuk membentuk Tim Visitasi untuk menjejaki kemungkinan Tempat kebaktian Juata Kebun dimekarkan menjadi satu jemaat. Visitasi di Tempat Kebaktian Juata Kebun dilaksanakan pada hari Minggu, 5 September 2004 oleh Bapak Pdt.A.P. Lambe’, Bapak Pnt. Yohanis Rante Allo, SE. Dan Bapak Pnt. Drs. Petrus L. Sanggaria.

Hasil visitasi tersebut disampaikan dalam Sidang Klasis Kaltim Tarakan ke 3 yang dilaksanakan di Jemaat Juata Tarakan pada tanggal 11 Maret 2005.
Dari laporan tim visitasi tersebut, dengan pertimbangan berbagai faktor pendukung antara lain;

– Lahan untuk Gedung Gereja : p = 70 m, I = 30 m. L = 2.100 M2.
– Gedung Gereja sudah ada
– Rumah Pelayan sudah ada
– Jumlah anggota Jemaat 100 KK atau kurang lebih 450 jiwa.
– Ibadah Hari Minggu dan hari Raya Gerejawi telah berjalan dengan baik.
– Ibadah rumah tangga berjalan dengan baik
– Tenaga pelayan telah memadai : 1 orang Proponen, 18 Anggota Majelis Gereja.
– Penerimaan rata-rata tiap bulan sudah bisa membiayai pengeluaran rutin jemaat.

Maka sidang Klasis Kaltim Tarakan ke 3 (tiga) dengan keputusan No. 06/Kep/SK-KKT/III/2005 tanggal 11 Maret 2005 memutuskan menerima usul Jemaat Juata Tarakan untuk memekarkan Tempat Kebaktian Juata Kebun menjadi satu jemaat dengan nama “Gereja Toraja Jemaat Rante Marannu” Tarakan.